Namaku Aprilia Cantika Putri umurku baru
menginjak 17 tahun, aku sekolah di salah satu SMA swasta yang cukup terkenal di
kota Cirebon. Sebelumnya aku pernah punya cowo, sebut saja dia Rusdi.
Perjalanan cinta kami selama ini baik-baik saja, tapi entah mengapa semenjak
memasuki bulan 3 dalam hubungan ini. Dia agak berubah, aku kira karena dia
terlalu sibuk dengan kerjaannya. Yah Rusdi sudah bekerja di salah satu
perusahaan swasta.
Semenjak itu dia jarang banget sms aku, telfon
aku, main ke rumah aku. Padahal sesibuk apapun dia, serepot apapun dia pasti
ngabarin aku walaupun hanya bebrapa kalimat. Aku masih bisa sabar, karena aku
gak mau hubungan ini hancur gituh aja karena
aku yang sering ngatur-ngatur kamu dan gak mementingkan perasaan kamu.
Puncaknya ketika memasuki bulan ke empat dalam
hubungan ini, aku benar-benar udah gak sabar. Aku merasa udah digantungin oleh
Rusdi. Setiap malam aku selalu nungguin dia buat ngabarin aku, dan datang ke
rumah ku. Tanpa semuanya nihil, dia tak pernah ngabarin aku, dan datang kerumah
aku selama satu bulan ini. Sakit banget rasanya hati ini. Seseringkali aku
meneteskan airmata ketika mengingat awal kita dekat, bagaimana kamu nembak aku
di depan banyak orang, dan ketika masa-masa jadian kita. Pokoknya kenangan itu
gak bisa aku lupain.
Aku berniat untuk langsung menanyakan tentang
hubungan ini ke Rusdi. Rencananya sepulang sekolah aku langsung ke kantornya
tempat dia bekerja. Kebetulan tempat kerja Rusdi tidak terlalu jauh dari
sekolah ku.
***
Bel sekolah pun bunyi
Aku langsung bergegas menraapikan buku-buku ku
yang berserakan di meja ku.
“Loh kok loe buru-buru amat sih? Mau kemana
pril?” tanya sisca. Sisca adalah salah satu sahabat aku dari SMP. Aku tak
pernah menceritakan masalah ini kepadanya, karena aku kira ini masalah ku
sehingga tak perlu ada orang yang mengetahuinya.
“Hm, gue harus cepet balik nih sis, orang tua
gue nyuruh gue pulang cepet” jawabku dengan muka cemas.
“ Yaudah deh hati-hati ya pril!”
“Iya sis, kamu juga ya. Dadah gue duluan.”
“dadahhh”
“Huft hampir saja Sisca curiga.” Gumam ku di
dalam hatiku.
Sesampainya di parkiran motor, aku langsung
menyalakan motor beat biru kesayanganku. Dengan kecepatan 40 km/jam, aku melaju
ke arah kantor Rusdi. Kebetulan sekarang baru menunjukkan pukul 12.15 wib .
Sekitar 10 menit akhirnya aku sampai di kantor Rusdi.
Tanpa pikir panjang, aku langsung masuk ke dalam
kantornya dan menanyakan kepada receptionist.
“Maaf
mba, disini ada karyawan yang bernama Rusdi?” tanyaku.
“Oh iya mba ada, Rusdi sedang ada di
ruangannya.” Jawab receptionist itu dengan lembut.
“Yaudah mba makasih, tapi dimana ya ruangannya
mba?”
“Nanti saya menyuruh pak satpam buat nganterin
kamu keruangannya Rusdi.” Dan akhirnya mba tersebut memamnggil satpam untuk
mengantarkan aku ke runangan Rusdi.
Sesampainya di depan ruangan Rusdi, aku
mengucapkan terima kasih kepada satpam tersebut.
Lancangnya aku, aku tidak mengetuknya terlebih
dahulu. Aku langsung membuka pintunya. Dan tiba-tiba pemandangan tidak enak pun
aku lihat dengan mata kepala ku sendiri. Ternyata Rusdi sedang berduaan dengan
teman cewenya. Mereka terlihat mesra sekali, sesekali tangan Rusdi memegang
tangan si cewe itu. Mungkin karena keasikkan ngobrol, sehingga mereka tak tahu
kalo aku masuk e ruangan mereka.
“Rusdi” teriakku dengan beruraian airmata
“eh eh aaa...pril” sahutnya dengan muka yang
penuh rasa takut
“kamu jahat rus, kamu jahat!!! Kamu udah
ngegantungin aku, terus kamu udah selingkuh sama aku. Sakit banget tau sakit.”
Tak tahan dengan semua kejadian itu, aku pun menangis di depan mereka.
“April april.. aku bisa jelasin ini semua sama
kamu, kaa..” potongnya
“kalo apa? Apa? Aku kira tak perlu ada
penjelasan tentang semua ini. Semua udah jelas! Kamu udah nyakitin perasaan
aku, aku kecewa sama kamu Rus!!!!! Lebih baik kita putus !!” teriakku lagi.
Aku pun langsung keluar dari ruangan tersebut,
dan langsung ke tempat parkiran untuk mengambil motorku. Di dalam perjalanan
aku tak kuat menahan tangisan ini. Aku tidak langsung pulang kerumah, tapi aku
putuskan untuk ke rumah Sisca sahabatku.
Sesampainya di rumah Sisca, aku langsung
memeluknya karena tak kuat dengan tangisan ini.
“Hey, kenapa loe pril?” tanyanya
“hiks hiks hiks..” aku gak kuat untuk berbicara
“Yaudah duduk dulu yuk di kamar gue, terus kamu
ceritain semua kenapa masalahnya.” Pinta nya dan menuntunku ke kamarnya.
“Nah, sekarag tenangin dulu sok pril, sebenarnya
ada apa?”
“Gue putus sama Rusdi sis, gue putus” jawabku
sambil memeluk sisca
“Hah kenapa loe putus?” tanyanya dengan wajah
kaget.
“Dia selingkuh, tadi gue abis mergokin dia
mesra-mesraan di ruangannya sis” jawabku lagi.
“Bukannya loe tadi bilang disuruh pulang cepet
sama ortu loe?”
“Tadi gue bohong, maafin gue yah sis”
“Hm iya gapapa deh”
“Gue sakit banget rasanya, gue digantungin sama
dia, dan ternyata di udah punya yang lain sis... hiks hiks hiks”
“Tega banget sih dia, yaudah terus kenapa loe
nangisin dia? Gak pantes cowo yang udah nyakitin loe ditangisin, nanti dia
malah ngelunjak karena kepedean. Loe kan cewe strong, jadi harus kuat pril.
Banyak cowo diluar sana yang lebih baik dari Rusdi! Bahkan lebih dai segalanya.
Dan loe harus ngambil hikmah dari semua ini pril.” Sahut sisca
“ iya juga ya sis, gue kan cewe strong hihihi”
jawabku sedikit tersenyum kepadanya.
“Nah gituh dong sayang”
“makasih ya my bestbestbest.”
“Sama-sama ah, udah hapus tuh air mata loe. Udah
jelek malah tambah jelek heheh” ejeknya.
“wuuuu ngejek huhuh”
Setelah kejadian ini aku lebis semangat lagi,
lebih ceria lagi.
SEKIAN