Sabtu, 13 Juli 2013

GANTUNG


Namaku Aprilia Cantika Putri umurku baru menginjak 17 tahun, aku sekolah di salah satu SMA swasta yang cukup terkenal di kota Cirebon. Sebelumnya aku pernah punya cowo, sebut saja dia Rusdi. Perjalanan cinta kami selama ini baik-baik saja, tapi entah mengapa semenjak memasuki bulan 3 dalam hubungan ini. Dia agak berubah, aku kira karena dia terlalu sibuk dengan kerjaannya. Yah Rusdi sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta.
Semenjak itu dia jarang banget sms aku, telfon aku, main ke rumah aku. Padahal sesibuk apapun dia, serepot apapun dia pasti ngabarin aku walaupun hanya bebrapa kalimat. Aku masih bisa sabar, karena aku gak mau hubungan ini hancur gituh aja karena  aku yang sering ngatur-ngatur kamu dan gak mementingkan perasaan kamu.
Puncaknya ketika memasuki bulan ke empat dalam hubungan ini, aku benar-benar udah gak sabar. Aku merasa udah digantungin oleh Rusdi. Setiap malam aku selalu nungguin dia buat ngabarin aku, dan datang ke rumah ku. Tanpa semuanya nihil, dia tak pernah ngabarin aku, dan datang kerumah aku selama satu bulan ini. Sakit banget rasanya hati ini. Seseringkali aku meneteskan airmata ketika mengingat awal kita dekat, bagaimana kamu nembak aku di depan banyak orang, dan ketika masa-masa jadian kita. Pokoknya kenangan itu gak bisa aku lupain.
Aku berniat untuk langsung menanyakan tentang hubungan ini ke Rusdi. Rencananya sepulang sekolah aku langsung ke kantornya tempat dia bekerja. Kebetulan tempat kerja Rusdi tidak terlalu jauh dari sekolah ku.
***
Bel sekolah pun bunyi
Aku langsung bergegas menraapikan buku-buku ku yang berserakan di meja ku.
“Loh kok loe buru-buru amat sih? Mau kemana pril?” tanya sisca. Sisca adalah salah satu sahabat aku dari SMP. Aku tak pernah menceritakan masalah ini kepadanya, karena aku kira ini masalah ku sehingga tak perlu ada orang yang mengetahuinya.
“Hm, gue harus cepet balik nih sis, orang tua gue nyuruh gue pulang cepet” jawabku dengan muka cemas.
“ Yaudah deh hati-hati ya pril!”
“Iya sis, kamu juga ya. Dadah gue duluan.”
“dadahhh”
“Huft hampir saja Sisca curiga.” Gumam ku di dalam hatiku.
Sesampainya di parkiran motor, aku langsung menyalakan motor beat biru kesayanganku. Dengan kecepatan 40 km/jam, aku melaju ke arah kantor Rusdi. Kebetulan sekarang baru menunjukkan pukul 12.15 wib . Sekitar 10 menit akhirnya aku sampai di kantor Rusdi.
Tanpa pikir panjang, aku langsung masuk ke dalam kantornya dan menanyakan kepada receptionist.
“Maaf  mba, disini ada karyawan yang bernama Rusdi?” tanyaku.
“Oh iya mba ada, Rusdi sedang ada di ruangannya.” Jawab receptionist itu dengan lembut.
“Yaudah mba makasih, tapi dimana ya ruangannya mba?”
“Nanti saya menyuruh pak satpam buat nganterin kamu keruangannya Rusdi.” Dan akhirnya mba tersebut memamnggil satpam untuk mengantarkan aku ke runangan Rusdi.
Sesampainya di depan ruangan Rusdi, aku mengucapkan terima kasih kepada satpam tersebut.
Lancangnya aku, aku tidak mengetuknya terlebih dahulu. Aku langsung membuka pintunya. Dan tiba-tiba pemandangan tidak enak pun aku lihat dengan mata kepala ku sendiri. Ternyata Rusdi sedang berduaan dengan teman cewenya. Mereka terlihat mesra sekali, sesekali tangan Rusdi memegang tangan si cewe itu. Mungkin karena keasikkan ngobrol, sehingga mereka tak tahu kalo aku masuk e ruangan mereka.
“Rusdi” teriakku dengan beruraian airmata
“eh eh aaa...pril” sahutnya dengan muka yang penuh rasa takut
“kamu jahat rus, kamu jahat!!! Kamu udah ngegantungin aku, terus kamu udah selingkuh sama aku. Sakit banget tau sakit.” Tak tahan dengan semua kejadian itu, aku pun menangis di depan mereka.
“April april.. aku bisa jelasin ini semua sama kamu, kaa..” potongnya
“kalo apa? Apa? Aku kira tak perlu ada penjelasan tentang semua ini. Semua udah jelas! Kamu udah nyakitin perasaan aku, aku kecewa sama kamu Rus!!!!! Lebih baik kita putus !!” teriakku lagi.
Aku pun langsung keluar dari ruangan tersebut, dan langsung ke tempat parkiran untuk mengambil motorku. Di dalam perjalanan aku tak kuat menahan tangisan ini. Aku tidak langsung pulang kerumah, tapi aku putuskan untuk ke rumah Sisca sahabatku.
Sesampainya di rumah Sisca, aku langsung memeluknya karena tak kuat dengan tangisan ini.
“Hey, kenapa loe pril?” tanyanya
“hiks hiks hiks..” aku gak kuat untuk berbicara
“Yaudah duduk dulu yuk di kamar gue, terus kamu ceritain semua kenapa masalahnya.” Pinta nya dan menuntunku ke kamarnya.
“Nah, sekarag tenangin dulu sok pril, sebenarnya ada apa?”
“Gue putus sama Rusdi sis, gue putus” jawabku sambil memeluk sisca
“Hah kenapa loe putus?” tanyanya dengan wajah kaget.
“Dia selingkuh, tadi gue abis mergokin dia mesra-mesraan di ruangannya sis” jawabku lagi.
“Bukannya loe tadi bilang disuruh pulang cepet sama ortu loe?”
“Tadi gue bohong, maafin gue yah sis”
“Hm iya gapapa deh”
“Gue sakit banget rasanya, gue digantungin sama dia, dan ternyata di udah punya yang lain sis... hiks hiks hiks”
“Tega banget sih dia, yaudah terus kenapa loe nangisin dia? Gak pantes cowo yang udah nyakitin loe ditangisin, nanti dia malah ngelunjak karena kepedean. Loe kan cewe strong, jadi harus kuat pril. Banyak cowo diluar sana yang lebih baik dari Rusdi! Bahkan lebih dai segalanya. Dan loe harus ngambil hikmah dari semua ini pril.” Sahut sisca
“ iya juga ya sis, gue kan cewe strong hihihi” jawabku sedikit tersenyum kepadanya.
“Nah gituh dong sayang”
“makasih ya my bestbestbest.”
“Sama-sama ah, udah hapus tuh air mata loe. Udah jelek malah tambah jelek heheh” ejeknya.
“wuuuu ngejek huhuh”
Setelah kejadian ini aku lebis semangat lagi, lebih ceria lagi.

SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar